Rabu, 27 April 2011

KELAPA SAWIT

BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan semakin berkembangnya zaman dari hari ke hari, maka peradaban manusia sepertinya tidak dapat dipisahkan lagi dari perkembangan IPTEK. Industri merupakan salah satu ciri perkembanagan IPTEK tersebut, karena dari industri yang menggunakan alat-alat canggih dalam pengolahan sumber daya alam, berbagai kebutuhan hidup kita dapat terpenuhi.
Sebagai mahasiswa jurusan pendidikan kimia, masalah industri merupakan hal yang sudah tidak asing lagi. Dalam makalah ini penulis ingin berbagi dengan waga kimia pada khususnya dan para pembaca pada umumnya tentang pengolahan minyak kelapa sawit.
Perkebunan minyak kelapa sawit ternyata telah berkembang dari sejak zaman pemerintahan koloonial Belanda hingga sekarang. Minyak kelapa sawit ini dihasilkan dari proses pengolahan buah kelapa sawit yang sudah matang. Tumbuhan kelapa sawit bisa hidup pada iklim tropis yang memiliki curah hujan normal. Secara familiar kelapa sawit dibagi menjadi 2 tipe yaitu: E. guineensis dan E. oleifera.
Sebelum mengetahui cara pengolahan minyak kelapa sawit, kita harus mengetahui omposisis apa saja yang terkandung dalam minyak kelapa sawit tersebut. Komposisi yang terkandung dalam minyak kelapa sawit tersebut antara lain : Tryglyceride, Mono dan di-glycerides dan FFA, Moisture dan Dirt, serta Minor Komponen.
Pengolahan minyak kelapa sawit ini dimulai dengan penimbangan buah kelapa sawit yang sudah matang atau disebut juga tandan dengan menggunakan lat timbang yang telah ditentukan, proses ini dikenal dengan istilah Bunch reception. Setelah melekukan penimbangan dan pemisahan terhadap tandan yang layak untuk diolah, selanjutnya tandan diberi kemudian tandan diberi uap panas selama 60 menit untuk penetralan unsur-unsur lain yang terkandung dalam tandan tersebut. Setalah proses penertalan dilakukan, tahap yang selanjutnya adalah proses pelepasan buah sawit dari tandan. Bioreaktor yang terdiri dari silinder dengan poros yang berputar dipanaskan dan dilakukan pengadukan untuk menurunkan viskositas minyak, menghancurkan luar buah yang meliputi exocarp. Tahap selanjutnya yaitu ekstrasi yang bertujuan untuk menekan minyak keluar dari campuran minyak, air, serat dan kacang dengan menggunakan tekanan mekanis pada. Tiga langkah dasar dalam proses ini adalah: (a) kernel pra-perlakuan, (b) screw-menekan, dan (c) minyak klarifikasi.
Pemanfaatan mnyak kelapa sawit dalam kehidupan antara lain sebagai berikut:
a.Sebagai bahan bakar alternatif Biodisel
b.Sebagai nutrisi makanan ternak (cangkang hasil pengolahan)
c.Sebagai bahan pupuk kompos (cangkang hasil pengolahan)
d.Sebagai bahan dasar industri lainnya (industri sabun, industri kosmetik, industri makanan)
e.Sebagai obat karena kandungan minyak nabati berprospek tinggi
f.Sebagai bahan pembuat particle board (batang dang pelepah).


BAB II
ISI
A. Sejarah perkebunan kelapa sawit
Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor, sementara sisa benihnya ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1870-an. Pada saat yang bersamaan meningkatlah permintaan minyak nabati akibat Revolusi Industri pertengahan abad ke-19. Dari sini kemudian muncul ide membuat perkebunan kelapa sawit berdasarkan tumbuhan seleksi dari Bogor dan Deli, maka dikenallah jenis sawit "Deli Dura".
Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial dengan perintisnya di Hindia Belanda adalah Adrien Hallet, seorang Belgia, yang lalu diikuti oleh K. Schadt. Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123 ha. Pusat pemuliaan dan penangkaran kemudian didirikan di Marihat (terkenal sebagai AVROS), Sumatera Utara dan di Rantau Panjang, Kuala Selangor, Malaya pada 1911-1912. Di Malaya, perkebunan pertama dibuka pada tahun 1917 di Ladang Tenmaran, Kuala Selangor menggunakan benih dura Deli dari Rantau Panjang. Di Afrika Barat sendiri penanaman kelapa sawit besar-besaran baru dimulai tahun 1911.
Hingga menjelang pendudukan Jepang, Hindia Belanda merupakan pemasok utama minyak sawit dunia. Semenjak pendudukan Jepang, produksi merosot hingga tinggal seperlima dari angka tahun 1940.
Usaha peningkatan pada masa Republik dilakukan dengan program Bumil (buruh-militer) yang tidak berhasil meningkatkan hasil, dan pemasok utama kemudian diambil alih Malaya (lalu Malaysia).
Baru semenjak era Orde Baru perluasan areal penanaman digalakkan, dipadukan dengan sistem PIR Perkebunan. Perluasan areal perkebunan kelapa sawit terus berlanjut akibat meningkatnya harga minyak bumi sehingga peran minyak nabati meningkat sebagai energi alternatif.
Beberapa pohon kelapa sawit yang ditanam di Kebun Botani Bogor hingga sekarang masih hidup, dengan ketinggian sekitar 12m, dan merupakan kelapa sawit tertua di Asia Tenggara yang berasal dari Afrika.
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunanaya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia.Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur, Sumatra, Jawa, dan Sulawesi. Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya.
Buah terdiri dari tiga lapisan:
• Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
• Mesoskarp, serabut buah
• Endoskarp, cangkang pelindung inti

Inti sawit (kernel, yang sebetulnya adalah biji) merupakan endosperma dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi.
B. Syarat Hidup
Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (15° LU - 15° LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan memperngaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit.
C. Tipe kelapa sawit
Kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari dua jenis: E. guineensis dan E. oleifera. Jenis pertama adalah yang pertama kali dan terluas dibudidayakan orang. E. oleifera sekarang mulai dibudidayakan pula untuk menambah keanekaragaman sumber daya genetik.
Penangkar seringkali melihat tipe kelapa sawit berdasarkan ketebalan cangkang, yang terdiri dari
• Dura,
• Pisifera, dan
• Tenera.
Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar-besar dan kandungan minyak per tandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul memiliki persentase daging per buahnya mencapai 90% dan kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%.
Untuk pembibitan massal, sekarang digunakan teknik kultur jaringan.
D. Hasil tanaman
Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keuunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik.
Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goring dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin.
Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika. Bunga dan buahnya berupa tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Ampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak. Ampas yang disebut bungkil inti sawit itu digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang.
Buah diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur 90 °C. Daging yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan bagian inti dan cangkang dengan pressing pada mesin silinder berlubang. Daging inti dan cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan teknik pressing. Setelah itu dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan turun ke bagian bawah lumpur.
Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos.
E. KOMPOSISI KIMIA MINYAK KELAPA SAWIT
Minyak kelapa diekstraksi dari mesocarp buah dari Elaeis guineensis sawit. Ada beberapa jenis tanaman ini tetapi Tenera, yang merupakan hibrid dari Dura dan Pisifera, hadir melimpah melalui luar Semenanjung keseluruhan mesocarp ini terdiri dari sekitar 70 - 80% dari berat buah dan sekitar 45 -50% dari mesocarp ini adalah minyak. Sisanya buah terdiri dari shell, kernel, kelembaban dan lemak diekstraksi fiber.Non minyak lainnya dikenal sebagai crude palm oil (CPO) yang sampai cukup baru-baru ini dikenal sebagai komoditas emas.
Minyak kelapa sawit seperti semua lemak dan minyak terdiri dari alam terutama Triglyceries, mono dan digliserida. asam lemak bebas, kelembaban, kotoran dan komponen kecil materi lemak minyak non kolektif disebut sebagai materi unsaponifiable.

1. Tryglyceride
Ini adalah senyawa kimia dari satu molekul gliserol terikat dengan tiga molekul Asam Lemak.
CH 2 - OH + R1-COOH CH 2 - COOR1
CH - OH + R2-COOH CH - COOR2 + 3H 2 O
CH 2 - OH + R3-COOH CH 2 - COOR3
Gliserin Asam lemak Trigliserida Air

Asam lemak bisa dari jenis yang sama atau mereka mungkin berbeda. Sifat trigliserida akan tergantung pada asam lemak yang berbeda yang menggabungkan untuk membentuk trigliserida tersebut.
2. Mono dan di-glycerides dan FFA
Dengan adanya panas dan air trigliserida putus dengan proses yang dikenal sebagai hidrolisis membentuk asam lemak bebas sehingga menghasilkan mono dan di-glycerides dan FFA yang sangat penting bagi penyuling.
Hidrolisis dapat direpresentasikan sebagai berikut:
CH 2 - COOR1 + CH 2 - OH




CH - COOR2 + H 2 O CH - COOR2 + R1COOH


CH 2 - COOR3 + CH 2 - COOR3
Trigliserida Air Diglyceride FFA
Mono dan digliserida account selama sekitar 3 sampai 6% dari berat glycerides dalam minyak. Baik minyak memiliki jumlah yang lebih rendah dari mono dan digliserida dikatakan sangat penting dalam proses fraksinasi karena mereka bertindak sebagai agen pengemulsi menghambat pembentukan kristal dan membuat filtrasi sulit.
3. Moisture dan Dirt
Ini adalah hasil penggilingan praktek. penggilingan yang baik akan mengurangi kelembaban dan kotoran dalam minyak sawit tetapi biasanya berada dalam kisaran 0,25%.
4. Minor Komponen
Ini diklasifikasikan ke dalam satu kategori karena mereka lemak di alam tetapi tidak benar-benar minyak. Mereka disebut sebagai unsaponifiable masalah dan mereka adalah sebagai berikut:
a. Carotineoids
b. Tocopherol
c. Sterol
d. Polar Lipid
e. Kotoran

F. STANDAR MUTU MNYAK KELAPA SAWIT
Mutu minyak kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua arti, pertama, benar‐benar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak kelapa sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat‐sifat fisiknya, yaitu dengan mengukur titik lebur angka penyabunan dan bilangan yodium. Kedua, pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar ALB, air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan. Kebutuhan mutu minyak kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan non pangan masing‐masing berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran, maupun aspek higienisnya harus lebihdiperhatikan. Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangatditentukan oleh banyak faktor. Faktor‐faktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan pascapanen, atau kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutan. Dari beberapa factor yang berkaitan dengan standar mutu minyak sawit tersebut, didapat hasil dari pengolahan kelapa sawit, seperti di bawah ini :
a) Crude Palm Oil
b) Crude Palm Stearin
c) RBD Palm Oil
d) RBD Olein
e) RBD Stearin
f) Palm Kernel Oil
g) Palm Kernel Fatty Acid
h) Palm Kernel
i) Palm Kernel Expeller (PKE)
j Palm Cooking Oil
k) Refined Palm Oil (RPO)
l) Refined Bleached Deodorised Olein (ROL)
m) Refined Bleached Deodorised Stearin (RPS)
n) Palm Kernel Pellet
o) Palm Kernel Shell Charcoal

Syarat mutu inti kelapa sawit adalah sebagai berikut:
a) Kadar minyak minimum (%): 48; cara pengujian SP‐SMP‐13‐1975
b) Kadar air maksimum (%):8,5 ; cara pengujian SP‐SMP‐7‐1975
c) Kontaminasi maksimum (%):4,0; cara pengujian SP‐SMP‐31‐19975
d) Kadar inti pecah maksimum (%):15; cara pengujian SP‐SMP‐31‐1975

G. PROSES PENGOLAHAN MINYAK KELAPA SAWIT
Sebelum mengetahui proses pengolahan minyak kelapa sawit terlebih dahulu kita harus mengetahui alat-alat yang digunakan dalam proses pengolahannya.
Alat-alat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bunch reception and Storage, yaitu tempat penimbangan dan pemriksaan buah kelapa sawit yang dating dari kebun.
2. Sterilising Station, yaitu suatu ruangan yang dilengkapi ketel uap dan pipa penyalur uap panas. Di ruangan ini buah kelapa sawit yang sudah ditimbang dan diseleksi diberi uap panas selama 60 menit.
3. Thresing Station, suatu alat yang berfungsi untuk memisahkan buah kelapa sawit dari tandannya. Buah kelapa sawit yang dimasukkan ke dalam mesin ini adalah buah yang sudah dipanaskan.
4. Pressing Station, suatu alat yang berfungsi untuk mengupas kelapa sawit, sehingga biji kelapa sawit terpisah dari sabutnya. Biji dan daging buah yangsudah hancur kemudian di kempa, sehingga akan keluar minyak sawit kotor (crude palm oil = CPO),
5. Depercaprping Station, tempat untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam minyak sawi dan diempat ini biji sawit akan dipisahkan dari sabutnya dengan meniupkan udara.
6. Kernel Recovery Station, tempat untuk mengeringkan biji sawit kotor, sebelum diproses lebih lanjut.
7. Clarification station, tempat memproses minyak sawit terdiri dari tangki, tungku pemanas, saringan dan vacuum arier.
8. Incinerator, tempat pembakaran tandan kelapa sawiat,
9. Jaringan pipa
10. Instalasi air
11. Instalasi listrik

Setelah dilakukan pemanenan yakni pemotongan tandan dari pohon dan membiarkannya jatuh ke tanah. Tandan yang telah masak dan jatuh ke tanah menjadi lunak dan lebih mudah diserang oleh enzim lipolitik yang menyebabkan peningkatan kandungan asam lemak yang tinggi yaitu sekitar 60% dalam satu jam. Selanjutnya tandan diangkut ke pabrik untuk dilakukan pengolahan. Pengolahan tandan hingga menjadi minyak sawit melalui tahapan-tahapan berikut:

1.Bunch Reception
Buah sawit yang datang dari kebun kemudian ditimbang dengan weightbidges dan diseleksi. Standar mutu yang dicapai pada awalnya bergantung pada kualitas tandan tiba di pabrik. pabrik tidak bisa memperbaiki kualitas ini, tetapi dapat mencegah atau meminimalkan kerusakan lebih lanjut. Faktor lapangan yang mempengaruhi kualitas akhir komposisi dan kelapa sawit adalah genetik, umur pohon, agronomi, lingkungan, pemanenan, penanganan dan transportasi. Banyak faktor ini berada di luar kendali dari prosesor skala kecil. Mungkin kendali dapat dilaksanakan atas teknik panen serta pasca panen dan penanganan transportasi.
2. Threshing (removal of fruit from the bunches)
Pemisahan manual dilakukan dengan memotong sarat spikelets tandan buah dari batang dengan kapak atau parang dan kemudian memisahkan buah dari spikelets dengan tangan.


3..Bunch Sterilization
Pada proses ini buah kelapa sawit yang sudah ditimbang dan diseleksi diberi uap panas selama 60 menit yang bertujuan untuk memisahkan batang buah dari tandan, melemahkan stuktur pulp sehingga mudah untuk melepaskan bahan berserat dan isinya. Ketika uap tekanan tinggi digunakan untuk sterilisasi, panas menyebabkan kelembaban dalam biji. Ketika tekanan berkurang kontraksi mur mengarah ke detasemen kernel dari dinding shell, sehingga melonggarkan cangkang kernel dalam operasinya. Sterilisasi adalah salah satu operasi yang paling penting dalam pengolahan minyak, memastikan keberhasilan beberapa proses lainnya.

4.Bunch Digestion
Pencernaan adalah proses melepaskan minyak sawit di buah melalui pecah atau melanggar bawah dari bantalan-sel minyak. Bioreaktor yang terdiri dari silinder dengan poros yang berputar dipanaskan dan dilakukan pengadukan untuk menurunkan viskositas minyak, menghancurkan luar buah yang meliputi exocarp.
5.Extraction
Tujuan tahap ekstraksi adalah untuk menekan minyak keluar dari campuran minyak, air, serat dan kacang dengan menggunakan tekanan mekanis pada. Tiga langkah dasar dalam proses ini adalah (a) kernel pra-perlakuan, (b) screw-menekan, dan (c) minyak klarifikasi.
Diagram 2: Mekanik ekstraksi minyak sawit kernel.


Jalur (A) adalah untuk langsung menekan tanpa sekrup-kernel pra-perawatan; Jalur (B) adalah untuk kernel parsial pra-perawatan diikuti oleh sekrup-menekan, dan Jalur C pra-perawatan lengkap diikuti dengan sekrup-menekan.
Kernel pra-perlakuan
Pakan kernel pertama harus dibersihkan dari bahan asing yang dapat menyebabkan kerusakan pada ulir-menekan, meningkatkan biaya pemeliharaan dan down time, dan kontaminasi produk. pemisah magnetik umumnya dipasang untuk menghilangkan kotoran logam, sedangkan layar bergetar digunakan untuk saringan pasir, batu atau bahan yang tidak diinginkan lainnya. Proses ini meningkatkan luas permukaan dari kernel,sehingga memudahkan pengelupasan,mengurangi viskositas minyak; memisahkan minyak dari bahan protein.
Screw-pressing
Dalam operasinya, bahan ditempatkan di kolom dan sebuah plunger logam digunakan untuk menekan material. Plunyer bisa dipindahkan secara manual atau dengan motor. Metode bermotor lebih cepat tetapi lebih mahal. Desain yang berbeda menggunakan baik thread sekrup (tekan spindel) atau sistem hidrolik (tekan hidrolik) untuk memindahkan plunger. tekanan yang lebih tinggi dapat dicapai dengan menggunakan sistem hidrolik tapi perawatan harus dilakukan untuk memastikan bahwa cairan hidrolik tidak beracun terhadap minyak atau bahan baku. Pada proses ini minyak dialirkan melalui perforasi pada lapisan bar, sementara zat sampingan dibuang melalui lubang cincin. Untuk mencegah suhu ekstrim yang dapat merusak kualitas minyak benang-poros selalu didinginkan dengan sirkulasi air.
Klarifikasi minyak
Minyak yang dihasilkan selalu berisi pengotor yang perlu dibuang. Minyak dari penekanan dikeringkan untuk reservoir. Hal ini kemudian baik dipompa ke botol atau layar kasar bergulir untuk membuang sebagian besar dari kotoran padat. minyak tersebut kemudian dipompa ke filter press untuk menghapus sisa padatan untuk menghasilkan minyak yang murni sebelum penyimpanan
H. PROSES PENYULINGAN MINYAK KELAPA SAWIT
Proses penyulingan dikerjakan untuk penjernihan dan penghilangan bau atau RBDPO (Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil). kemudian diuraikan lagi menjadiminyak sawit padat (RBD Stearin) dan untuk produksi minyak sawit cair (RBD Olein).Secara keseluruhan proses penyulingan minyak kelapa sawit tersebut dapat menghasilkan 73% olein, 21% stearin, 5% PFAD ( Palm Fatty Acid Distillate) dan 0.5% buangan. Berikut ini bagan proses penyulingan minyak kelapa sawit dan pengolahan kelapa sawit.

I. PEMANFAATAN KELAPA SAWIT

Manfaat lain dari proses industri minyak kelapa sawit antara lain:
a. Sebagai bahan bakar alternatif Biodisel
b. Sebagai nutrisi makanan ternak (cangkang hasil pengolahan)
c. Sebagai bahan pupuk kompos (cangkang hasil pengolahan)
d. Sebagai bahan dasar industri lainnya (industri sabun, industri kosmetik, industri makanan)
e. Sebagai obat karena kandungan minyak nabati berprospek tinggi
f. Sebagai bahan pembuat particle board (batang dang pelepah).

J. DAMPAK INDUSTRI KELAPA SAWIT
Industri minyak kelapa sawit berdampak pada beberapa aspek diantaranya adalah:
1. Dampak Sosial
Industri minyak kelapa sawit apabila dilihat dari sisi sosial disebut sebagai salah satu contoh pelanggaran HAM, karena buruh pegawai industri kelapa sawit tidak sesuai dengan pekerjaan yang mereka kerjakan. Oleh karena itu, ketidak seimbangan antara penghasilan dan pekerjaan tersebut memicu bebebrapa tindakan criminal seperti pencurian tanah dan pembunuhan.
2. Dampak Lingkungan
Produksi kelapa sawit telah didokumentasikan sebagai penyebab kerusakan dan sering ireversibel substansial terhadap lingkungan alam yang berdampak deforestasi yang menyebabkan hilangnya habitat sehingga spesies terancam kritis , deforestasi disebabkan oleh cara membuat untuk perkebunan kelapa sawit jauh lebih merusak bagi iklim dari manfaat yang diperoleh dengan beralih ke biofuel, dan peningkatan yang signifikan dalam gas rumah kaca emisi .
3. Dampak Kedokteran
Kelapa sawit digunakan untuk luka, persis seperti yodium tingtur, untuk membantu proses penyembuhan. Kandungan asam falmitat yang tinggi dalam minyak kelapa sawit menyebabkan penyakit jantung dan diabetes. Selain itu pengkonsumsian minyak kelapa sawit yang berlebih menyebabakan asteroklerosis.

K. PENANGANAN LIMBAH
Limbah yang dihasilkan dari industri kelapa sawit berbentuk limbah padat dan limbah cair. Limbah padat yang dihasilkan dari usaha penggilingan adalah:
• Tandan buah kosong,
• Palm serat, dan
• Palm kernel shell

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kelapa sawit adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).
Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keuunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik.
Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.andrew.cmu.edu/user/jitkangl/Palm%20Oil/Refinery%20of%20Palm%20Oil.htm
http://www.palmoilworld.org/Summary.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa_sawit
http://apwardhanu.wordpress.com/2009/03/20/teknologi-pengolahan-kelapa-sawit/